Senin, 23 Desember 2019

Dongeng dua tikus yang bersahabat

Tikus Hitam dan Tikus Putih sudah bersahabat sejak keciI.Tapi, kehidupan mereka sangat berbeda.Tikus Putih hidup mewah, karena ia menumpang di rumah orang kaya. Sudah pasti ada banyak makanan di sana. Sedangkan Tikus Hitam tinggal di kebun. Ia melakukan semuanya sendirian. Namun, ia memiliki rumah sendiri. Meski tak mewah, tapi nyaman untuk ditinggali. 
Suatu hari,Tikus Putih bertandang ke rumah Tikus Hitam. Saat itu,Tikus Hitam sedang memanen hasi| ladangnya. “Kawan, mengapa kau harus repot-repot menanam di Iadang? Lebih baik kau ikut ke tempatku. Di sana ada banyak makanan yang sangat Iezat, tanpa perlu repot-repot menanamnya,” bujuk Tikus Putih. Mendengar hal itu,Tikus Hitam menjadi tergiur Ia pun bersedia pindah ke rumah Tikus Putih.

dongeng dua tikus
dua tikus


 “Wah, nyaman sekali tempat tinggalmu. Semua makananmu lezat, kasurmu juga sangat empuk. Sepertinya aku akan betah tinggal di sini,” ucap Tikus Hitam sesampainya di rumah Tikus Putih. Tikus Putih tersenyum bangga, Ialu berkata,“Anggap saja rumah sendiri, kawan.” Tikus Hitam menikmati tempat tinggal barunya.Tapi, setelah beberapa hari tinggal di rumah Tikus Putih,Tikus Hitam mulai merasa tak nyaman. Ia baru tahu, bahwa semua makanan Iezat yang didapatkan Tikus Hitam adalah hasil mencuri makanan milik pemilik rumah. Itu sangat 'tidak baik. Belum Iagi, saat mengam- bil makanan itu, mereka harus berhadapan dengan seekor kucing yang sangat besar: Itu sungguh berbahaya.Tikus Hitam pun berpikir untuk kembali ke rumahnya.

 “Kawan, aku ingin kembali ke rumahku,” ucap Tikus Hitam saat menjelang tidun “Lho, kenapa? Bukankah tempat ini sangat nyaman?” balas Tikus Putih dengan heran. “Tempat ini meméng sangat nyaman, ma- kanannya pun sangat |ezat.Tapi, aku merasa Iebih nyaman di rumah sendiri.Aku tak perlu mencuri untuk mendapatkan makanan. Belum lagi, ada kucing besar yang bisa memangsa kapan saja.Aku tak kuat bila berlama-Iama di sini,” jelas Tikus Hitam. Ah, benar juga kata Tikus Hitam. Sepan- jang hari,Tikus Putih harus bersembunyi dari kucing. Bahkan, jika ia terlihat oleh pemilik ru- mah, pasti ia diusin Mendengar perkataan Tikus Hitam, Ti- kus Putih pun merasa malu. Memang paling nyaman tinggal di rumah sendiri.Apa|agi, jika mencari makanan tidak dengan mencuri, pasti akan terasa Iebih damai. Tikus Hitam pun kembali ke rumahnya yang berada di Iadang. Ia melanjutkan kehidu- pannya yang dulu.

Pesan moral : Kawan, seperti apapun rumah sendiri itu akan lebih nyaman dibandingkan rumah orang lain. 

Jumat, 13 Desember 2019

Dongeng Gadis Berambut Emas

Jumpa lagi bersama kami 1000dongeng. Lagi lagi kali ini kita menyuguhkan dongeng yang ga kalah menarik dari dongeng dongeng yang lain yuk saksikan ceritanya.

Di sebuah desa, hidup seorang gadis berambut sangat panjang. Rambutnya berwarna emas mengilap. Gadis itu sangat yakin, bahwa rambutnya memberikan ia kekuatan dan membuatnya menjadi gadis pemberani.

gadis berambut emas


Namun, rambut emasnya itu membuat iri para penjahat. Mereka ingin memiliki rambut emas itu pula. Semua penjahat telah berusaha memotong rambut emas milik gadis itu, tapi sia-sia saja. Mereka kalah dengan kekuatan yang dimiliki oleh gadis itu.

Suatu hari, gadis berambut emas sedang berburu di hutan. Ia bertemu dengan naga disana.
“Apa yang kau Iakukan di hutan ini?" tanya naga dengan suaranya yang menggelegar mengagetkan gadis berambut emas.

“Aha! jika aku bisa menaklukkan naga ini, pasti kehebatanku akan semakin terkenal,” pikir gadis itu.
Gadis itu pun mengibaskan rambut panjangnya untuk melawan naga. Olala, dengan satu kibasan, naga itu langsung tunduk kepadanya. Gadis itu pun merasa sangat puas, karena kehebatannya akan terkenal di seluruh penjuru negeri.

Benar saja. Kehebatan gadis itu semakin terkenal. Semua orang kagum kepadanya. Namun, di sisi lain, semakin kuatlah keinginan seorang penjahat untuk memiliki rambut itu.
“Bagaimana aku bisa mengambil rambut emas itu?” gumam penjahat itu.

Selama berhari-hari, penjahat itu mencari cara untuk memotong rambut milik gadis itu. Sampai akhirnya, ia memiliki sebuah ide.
“Aku akan menyebarkan kabar, bahwa ada binatang yang sangat kuat di hutan. Pasti gadis itu akan mencari binatang itu di hutan. Padahal, binatang itu sebenarnya tak ada. Gadis itu pasti akan bermalam di hutan sampai menemukan binatang itu. Nah, aku akan memotong rambutnya saat ia tertidur" ucap penjahat itu sambil menyeringai.

Berita bohong tentang binatang yang sangat kuat itu pun cepat menyebar Gadis berambut emas tertarik untuk mengalahkannya. la segera pergi ke hutan untuk mencari binatang itu.
Namun, sudah berkali-kali mengelilingi hutan itu, belum juga ia menemukan binatang yang dicarinya.

Hari sudah mulai malam. Tapi, gadis itu belum mau pulang sampai ia menemukan binatang kuat itu. la pun tidur di hutan. Penjahat yang sudah mengincarnya pun beraksi. Saat gadis berambut emas tidur pulas, dengan sangat mudah ia mendapatkan rambut emas itu.
Alangkah terkejutnya gadis itu ketika ia bangun. Rambutnya sudah pendek dan berwarna hitam. Gadis itu bersedih.

Tak Iama kemudian, gadis itu menjadi panik. Olala, binatang yang sangat kuat muncul di hadapannya. Gadis itu takut. Ia berpikir,  dengan hilangnya rambutnya, ia sudah tak punya kekuatan Iagi.

Tiba-tiba, binatang kuat itu menyerang. Gadis itu pun melawan ketakutannya sendiri, dan berusaha menangkis terkaman binatang kuat itu. Rupanya, gadis itu berhasil, dan bahkan binatang itu mampu ia buat bertekuk Iutut kepadanya. Gadis itu merasa senang, karena ternyata ia bisa menaklukkan binatang kuat itu, meskipun tanpa rambut emasnya.



Pesan Moral dari dongeng gadis berambut emas
Kawan, kekuatan itu berasal dari diri kita sendiri. Percaya diri saja, pasti kita bisa melakukannya.

Kamis, 12 Desember 2019

Burung Kenari dan Burung Puyuh

Okay sahabat 1000dongeng kali ini kami akan menyuguhkan dongeng tentang burung kenari dan burung puyuh, dongeng ini termasuk kedalam dongeng fabel yaitu dongeng yang menceritakan tentang kehidupan binatang, bagaimana ceritanya yuk simak.

Burung Kenari dan Burung Puyuh adalah sahabat karib. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Mulai dari  bermain sampai mencari makan, mereka selalu bersama-sama.
Suatu hari, mereka tengah makan bersama di bawah pohon.

“Panasnya hari ini. Paling enak berteduh di dalam sarangku yang nyaman,” keluh Burung Kenari.
“Udara hari ini sangat cerah, kok. Paling enak tiduran di sarangku sambil menikmati hangatnya sinar matahari," ucap Burung Puyuh, tak setuju dengan perkataan Burung Kenari.

burung kenari dan burung puyuh


“Mana mungkin sarangmu nyaman? Sarangmu kan ada di bawah, tak ada pelindungnya pula. lebih enak sarangku,” bantah Burung Kenari.

“Itu tidak benar! Sarangkulah yang paling nyaman!” seru Burung Puyuh, tak mau kalah.
Kedua sahabat itu pun saling adu mulut. Mereka menganggap bahwa sarang masing-masinglah yang paling nyaman.

Tak Iama kemudian, Burung Perkutut danng. la menghampiri keduanya, dan menanyakan apa yang terjadi. Keduanya pun menjelaskan kepada Burung Perkutut.

“Oh, begitu rupanya. Mengapa kalian tak coba menginap semalam di sarang masing-masing? Semalam di sarang Kenari, malam berikutnya di sarang Puyuh,” kata Burung Perkutut yang bijaksana.

“Benar juga. Kita bisa tahu sarang siapa yang paling nyaman.” Kedua sahabat itu pun setuju.
Malam harinya, Puyuh menginap di sarang Kenari. Letaknya di atas pohon yang tinggi. Puyuh pun harus bersusah payah naik ke atas.

Saat malam, tiba-tiba turun hujan. Untunglah, mereka tidak kehujanan karena sarang Kenari yang tertutup.

Malam berikutnya, giliran Kenari yang menginap di sarang Puyuh yang ada di tanah.
Olala, dari sarang Puyuh, Kenari bisa melihat langit malam yang dipenuhi bintang. Sungguh, pemandangan yang sangat indah. Saat udara panas pun, mereka tak kepanasan.

Esok harinya, mereka menyadari sesuatu. 
Ya! Sarang mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak seharusnya mereka sombong dan saling membanggakan sarang mereka. Burung Kenari dan Burung Puyuh pun kembali menjadi sahabat karib.

Pesan moral
Kawan, kita mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kita tidak boleh membanggakan apa yang kita miliki, karena berarti itu sombong. Dan sombong adalah perbuatan yang tidak baik. 


Minggu, 09 September 2018

Pangeran Cilik yang Usil

Pada kesempatan kali ini, cerita anak akan berkisah mengenai dongeng anak yang menarik pastinya, yuk kita simak ya cerita anak tentang Pangeran Cilik yang Usil.. Suatu hari, raja hendak pergi berburu, sekaligus mengajari Pangeran Cilik berburu di hutan. Pangeran Cilik merasa sangat senang dan bersemangat. Raja dan Pangeran Cilik, serta rombongan pun pergi ke hutan.

Setelah Iama berjalan, akhirnya raja melihat seekor rusa yang sedang merumput.

“Wah, ada buruan,” ucap raja sambil menyiapkan busurnya.

Di belakang raja, Pangeran Cilik pun melihat rusa itu. la ingin memanahnya.

“Ayah, biar aku saja yang memanah,” pinta Pangeran Cilik.

“Tidak, anakku. ini tangkapan besar Biar aku yang memanahnya,” tolak raja.

Pangeran Cilik merasa kecewa. Ia sangat ingin memanah rusa itu. Olala, tanpa sepengetahuan raja, Pangeran Cilik menarik busur dan mengarahkannya ke rusa.
Hup!!!

Anak panah dilepaskan dari busurnya. Tapi sayang, bidikan Pangeran Cilik meleset dan tidak mengenai rusa. Rusa yang menyadari ada pemburu, segera berlari amat kencang.

Melihat rusa itu berlari karena keusilan Pangeran Cilik, raja pun kesal.

“Sudah aku bilang, aku yang akan memburunya. Lebih baik kamu bersama pengawal saja jangan menggangguku,” ucap raja.

Pangeran Cilik pun ikut kesal. Rombongan Ialu kembali melanjutkan perburuan. 

“Wah, ada seekor burung. Bisa untuk makan malam,” gumam raja ketika melihat burung di atas pohon.

Pangeran Cilik juga melihat burung itu. Tapi ia ingat, ayahnya menyuruhnya untuk tidak mengganggu. Pangeran Cilik kembali merasa kesal. la pun mempunyai ide untuk meluapkan kekesalannya.

Pangeran Cilik mengambil batu kecil dari tanah, Ialu melemparkannya ke pohon tempat burung itu hinggap. Burung yang hinggap di pohon pun kaget, Ialu terbang menjauh sebelum raja memanahnya.

Dengan perasaan kesal, raja menatap Pangeran Cilik.Tapi, Pangeran Cilik berpura-pura tak tahu apa-apa. Ah, raja tak mungkin menyalahkannya tanpa bukti.

Rombongan raja Ialu melanjutkan perburuan. Namun, Pangeran Cilik terus mengganggu raja.

Malam pun tiba. Rombongan itu lalu mendirikan tenda di pinggir sungai. Tapi sayangnya, karena keusilan Pangeran Cilik terus-menerus, tak ada satu pun binatang yang berhasil diburu. Akibatnya, mereka tak bisa makan apa pun malam ini.

Pangeran Cilik menyadari kesalahannya dan menyesal. Hari sudah malam, dan mereka tak bisa berburu Iagi. Padahal, perutnya sudah berbunyi dari tadi. Ia pun terpaksa menahan lapar.

Pesan Moral
Kawan, jangan suka usil. Nanti kita sendiri yang rugi.

Sabtu, 08 September 2018

Gajah dan Semut

Matahari siang itu bersinar amat terik. Para koloni semut memilih untuk tinggal di rumah. Mereka ingin bersantai sambil menikmati persediaan makanan.
Tiba-tiba, bumi terasa seperti bergoyang. Koloni semut pun panik.

“Gempa bumi! Gempa bumi!!” teriak semua semut. Mereka berbondong-bondong keluar dari sarang mereka yang berada di dalam tanah.

Namun begitu keluar, mereka kaget. Rupanya, ada kawanan gajah yang sedang mencari makan di sana. Ya! Tadi bukan gempa bumi, melainkan ulah gajah-gajah itu. Melihat hal itu, ketua koloni semut marah.

“Hai, Gajah. Pergilah dari sini! lni daerah kami!" seru ketua koloni semut.

“Hahaha! Apa kau bercanda, Semut Kecil? Hutan ini milik umum, jadi siapa pun boleh ke sini,” jawab ketua kawanan gajah.

“Tapi, kami lebih dulu tinggal di tempat ini!" balas ketua koloni semut.

Namun, kawanan gajah tak peduli. Mereka menganggap semut hanyalah binatang kecil. Kawanan gajah pun melanjutkan makan. Mereka bahkan tak segan-segan sampai menghancurkan rumah koloni semut. Akibatnya, koloni semut harus berlari tunggang-langgang agar tak terinjak kawanan gajah.

Malam harinya, setelah kawanan gajah pergi, koloni semut kembali ke rumah mereka. Mereka pun berkumpul.

“lni tidak bisa dibiarkan. jika terus seperti ini, bisa-bisa kawanan gajah menguasai tempat kita,” protes Salah satu semut. Semua semut setuju.

“Ah! Bagaimana jika kita bicara baik-baik dengan mereka? jika tidak berhasil, barulah kita menyerang mereka,” ucap ketua koloni semut.

Semua semut tertegun ragu. Mana mungkin tubuh kecil mereka dapat melawan para gajah yang besar. Tapi, ketua koloni semut berhasil meyakinkan koloninya. Koloni semut pun menyusun rencana untuk mengalahkan kawanan gajah.

Esoknya, kawanan gajah kembali datang. Ketua koloni semut menghadang, hendak berbicara baik-baik. Sayang, kawanan gajah tak mau.

Akhirnya, koloni semut menyerang kawanan gajah. Koloni semut menyerang bagian dalam gajah-gajah itu, seperti belalai dan telinga mereka. Kulit luar gajah memang keras, tapi tidak dengan kulit bagian dalam mereka. Ketika para semut menggigit kulit bagian dalam, semua gajah kesakitan dan terjatuh.
Saat itulah, kawanan gajah sadar bahwa meskipun kecil, semut tak bisa diremehkan. Buktinya, kini mereka kalah melawan semut.

Pesan Moral
Kawan, yang terlihat kecil bukan berarti tak kuat. Jadi, jangan meremehkan seseorang hanya dari fisiknya, ya.


Semut dan Angin

Semut baru saja selesai membuat rumahnya di puncak pohon. Ia merasa senang dan puas dengan rumahnya.

“Akhirnya selesai juga. Siapa bilang, semut tak boleh membuat rumah di puncak pohon” ucap Semut dengan sombong.

Semut memang sengaja membuat rumah di puncak pohon. Hal itu bermula dari kawanan Gajah yang datang ke hutan. Ya, rumahnya hancur karena diinjak Gajah. Agar rumahnya tak dirusak Gajah Iagi, Semut membangun rumah di puncak pohon.

Sebenarnya kawanan semut sudah melarangnya membangun rumah di sana. Angin sedang bertiup kencang. Percuma membangun rumah di sana, karena rumahnya bisa terbawa angin. Tapi, Semut tak peduli. Keputusannya sudah bulat, ia tak ingin rumahnya hancur diinjak Gajah lagi.

Saat Semut hendak beristirahat di rumahnya, tiba-tiba angin kencang berhembus.
Wusssss!!!
Olala, rumah Semut terbawa angin dan hancur seketika. Semut merasa sangat kesal. Ia pun kembali membangun rumahnya. Sebelum petang, rumahnya sudah seIesai. Tapi ia takut, jikalau angin kembali menerbangkan rumahnya.

“Aku akan mengadang angin, Ialu berkata kepadanya agar tak sembarangan berhembus dan menghancurkan rumahku,” ucap Semut dengan mantap.

Tak Iama kemudian, angin berhembus lebih kencang. Semut tampak sudah bersiap mengadang angin di depan rumahnya. Namun, karena angin berhembus sangat kencang, tubuhnya yang amat kecil itu pun terbawa terbang, begitu juga dengan rumahnya. 

Semut pun menyesal. Andai ia mendengar nasihat kawannya, mungkin ia tak perlu repot-repot membangun rumah hanya untuk diterbangkan angin. Dirinya juga pasti tak akan turut diterbangkan angin.

Pesan Moral
Kawan, seseorang memberi nasihat, pasti demi kebaikan kita juga. Dengarkan nasihat orang-orang disekitar kita.




Jumat, 07 September 2018

Monyet yang Serakah

Suatu hari, Kura-kura pergi mencari makanan di hutan. Ia ingin memakan buah yang manis, dan buah-buah yang manis hanya ada di hutan.

Tiba-tiba dari arah berlawanan, semua binatang berlari sangat cepat. Mereka tampak ketakutan. Kura-kura bingung. Ia pun mencegah Monyet, dan menanyakan apa yang terjadi.

“Apa yang terjadi, Monyet? Mengapa semua binatang berlari sangat kencang?” tanya Kura-kura.

“Ada pemburu, Kura-kura. Ayo, cepat lari! Nanti kau tertangkap!" kata Monyet, panik.

Kura-kura pun berbalik arah hendak pulang ke rumah. Namun...
Hap!!!
Olala, Kura-kura tertangkap oleh pemburu. Pemburu pun membawa Kura-kura pulang.

Sesampainya di rumah, Kura-kura dimasukkan ke dalam kandang. Kakinya diikat, dan ia diberi banyak makanan.

“Makanlah yang banyak, Kura-kura. Agar dagingmu banyak, dan keluargaku kenyang memakanmu," pikir pemburu.

Sebenarnya Kura-kura masih takut dan bingung. Namun karena ia sudah sangat Iapar,  ia pun memakan makanan itu. Tak Iama setelah itu, Monyet datang menghampiri. 

“Hai, Kura-kura. Tampaknya makananmu sangat banyak,” ucap Monyet.

“Memang benar pemburu sangat menyayangiku. Kini, aku tak perlu repot-repot Iagi mencari makanan ke hutan,” balas Kura-kura.

“Wah, jika aku bisa menggantikan Kura-kura, pasti aku tak akan kelaparan,” pikir Monyet.

Monyet pun mencari akal. Aha! Monyet mempunyai ide yang cemerlang.

“Apa kau tak rindu dengan rumahmu dan keluargamu? Pasti sekarang mereka sedang mencarimu,” ucap Monyet.

“Benar juga katamu, Monyet. Aku ingin pulang ke rumah,” kata Kura-kura, bersedih.

“Tidak usah sedih, Kura-kura. Aku bersedia menggantikanmu,” ucap Monyet, berpura-pura baik. Padahal, ia hanya menginginkan makanan Kura-kura.
lkatan Kura-kura pun dilepas, Ialu digantikan oleh Monyet. Monyet merasa sangat senang, karena bisa mendapatkan makanan Kura-kura. Begitu pun Kura-kura, ia bisa pulang ke rumah.

Setelah kepergian Kura-kura, monyet yang serakah itu menghabiskan makanannya. Namun, tiba-tiba pemburu datang. Monyet menjadi ketakutan. Pemburu bingung, karena Kura-kura telah berganti menjadi Monyet.
Tapi, ia tak peduli, asalkan ia bisa makan daging malam ini.

Sejak saat itu, Monyet yang serakah tak pernah terlihat Iagi di hutan.

Pesan Moral
Serakah hanya akan merugikanmu. Jadi jangan serakah, kawan.




Dongeng dua tikus yang bersahabat

Tikus Hitam dan Tikus Putih sudah bersahabat sejak keciI.Tapi, kehidupan mereka sangat berbeda.Tikus Putih hidup mewah, karena ia menumpang ...