Senin, 26 September 2016

Putri Duyung dan Lumba-lumba

Disebuah kerajaan di dasar laut. Tinggallah seorang Raja Duyung, Permaisuri Duyung dan seorang Putri Duyung kecil yang ramah, wajahnya pun cantik dan memiliki rambut yang berkilau seperti pelangi. Suatu hari, Putri Duyung kecil dan seekor Lumba-lumba pergi bermain dan sampailah mereka dipermukaan laut. Mereka sangat senang karena melihat anak-anak manusia sedang asik bermain voli.

‘’ Lihatlah Lumba-lumba, mereka semua dapat bermain dan berlari kesana-kemari dan terlihat bahagia.’’ ujar Putri Duyung.

‘’ Benar sekali Putri. Tapi, kita juga sama seperti mereka. Kita dapat berenang kesana kemari.’’ Sahut Lumba-lumba.

‘’ Iya, tapi anak manusia juga bisa berenang seperti kita. Namun, mereka bisa berenang dan berlari. Dunia mereka lebih luas dari kita.’’ Ujar Putri Duyung kecil cemberut.

Mendengar keluhan dari Putri Duyung, Lumba-lumba hanya tersenyum. Tiba-tiba, tanpa disadari oleh Putri Duyung dan Lumba-lumba. Seorang anak yang melihat mereka berteriak dan menghampiri mereka berdua. Akhirnya, Putri Duyung dan Lumba-lumba berkenalan dengan anak manusia tersebut. Putri Duyung senang karena dapat berteman dengan manusia. Bahkan, Lumba-lumba mengajak anak-anak manusia untuk naik ke atas punggungnya. Siang itu, mereka bermain dengan gembira.

‘’ Putri, besok kami akan bermain voly pantai. Jika kamu mau, kamu boleh ikut bersama kami.’’ Ujar salah satu anak manusia.

‘’ Baiklah, aku ikut. Besok aku akan kembali keatas permukaan untuk bermain dengan kalian. Tapi, sekarang aku harus pulang.’’

‘’ Iya, sampai bertemu besok.’’ Kata anak-anak manusia dan melambaikan tangan.
Setelah ia kembali kedasar laut. Putri Duyung tidak sabar menunggu hari esok. Ia pun memandang sahabatnya Lumba-lumba. Namun, yang dipandang menggelengkan kepala seperti tahu arti pandangan Putri Duyung tersebut.

‘’ Ayolah Lumba-lumba, aku berjanji hanya sekali saja. Aku ingin tahu bagaimana rasanya berlarian diatas pasir seperti manusia.’’ Bujuk Putri Duyung.

‘’ Tidak Putri, jimat itu milik ayahmu! Aku tidak mau kau mencurinya. Jika ayahmu tahu, ia pasti akan sangat marah.’’ Sahut Lumba-lumba.

Raja Duyung memiliki sebuah jimat  untuk merubah ekornya menjadi sepasang kaki. Sang Raja menggunakan jimat tersebut, jika harus berkunjung kedaratan. Selain itu, Raja pun selalu mengajak para pengawalnya. Jimat tersebut pun dapat membantu para Ikan untuk dapat bernafas di daratan. Keesokan harinya, Putri Duyung dan Lumba-lumba mengintip ruang kerja sang Raja.



‘’ Ayo cepat Lumba-lumba, ayah menyimpan jimat itu tepat di bawah kursi kerajaan.’’ Ujar Putri Duyung. Dengan secepat kilat. Putri Duyung mengambil sesuatu dibawah bantal kursi kerajaan.
‘’ Waaaaw, ini sangat indah.’’ ujar Putri Duyung senang. Jimat tersebut berupa kalung mutiara yang sangat indah.
Putri Duyung langsung menarik Lumba-lumba kepermukaan laut dan segera memakai kalungnya. Ia pun langsung mengucapkan mantranya. Setelah selesai membaca mantranya. Tiba-tiba, asap tebal menghalangi mereka berdua. Pada saat asap itu hilang, tampaklah sepasang kaki manusia pada tubuh Putri Duyung dan Lumba-lumba.

‘’ Hore, kita berdua sekarang mempunyai sepasang kaki manusia. Ayo kita langsung temui anak-anak manusia itu.’’ Ujar Putri Duyung berlari menuju anak-anak manusia yang sudah menunggu.

Putrid Duyung, Lumba-lumba dan teman-teman manusia asik bermain voly pantai. Mereka berdua cukup berbakat untuk bermain voly. Ditengah permainan. Tiba-tiba, langit hitam dan angin bertiup dengan sangat kencang. Ombak pun naik keatas pantai. Anak-anak langsung menyudahi permainan. Mereka sangat takut terseret ombak.

‘’ Serpertinya ada yang aneh Lumba-lumba.’’ Ujar Putri Duyung.
Dari kejauhan, Putri Duyung melihat bebrapa perahu Nelayan yang oleng oleh ombak. Lebih parahnya lain. Perahu-perahu tersebut terguling. Ikan-ikan pun ikut ketakutan dan bersembuyi di balik bebatuan. Hujan turun dengan sangat deras. Pada saat tu juga Putri Duyung dan Lumba-lumba mendengar sang Raja berteriak mencari jimatnya.
‘’ Siapa yang sudah mencuri jimatku?’’ ujar sang Raja.

Mendengar teriakkan sang Raja. Mereka berdua pun langsung mengucapkan mantranya agar kembali kewujud sempurna. Namun, semuanya terlambat. Sang Raja sudah berada dihadapan mereka dengan wajah yang sangat marah.

‘’ Rupanya kalian yang sudah mencuri jimatku! Lihatlah, apa yang sudah kalian lakukan? Angin bertiup sangat kencang dan sekarang, jimatku marah. Karena digunakan untuk hal yang tidak penting!” ujar Kata Raja Duyung marah.

Raja Duyung pun langsung mengambil kalung mutiara dari tangan Putri Duyung.
‘’ Anakku, jimat ini boleh digunakan dalam keadaan darurat. Yang mengharuskan ayah ke daratan. Jimat ini diberikan oleh sang Dewa Angin dan Langit untuk membantu ayah melaksanakan tugas. Jika ayah menggunakan jimat ini untuk hal yang tidak penting. Mereka akan marah dan menghukum kita semua. Namun, untung saja kau sudah melepasnya.’’ Ujar Raja duyung menjelaskan.
‘’ Tapi, apakah ada hal yang penting? Sehingga kalian berdua mencuri jimat ini?’’ Tanya Raja Duyung.

Akhirnya, Putri Duyung pun menceritakan pertemuannya dengan anak-anak manusia serta keinginannya untuk menjadi manusia. Putri Duyung pun meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Ia benar-benar tidak menyangka perbuatannya mendatangkan bencana bagi penghuni daratan.
‘’ Anakku, kita adalah Duyung dengan segala kelebihan dan kekurangan kita. Sedangkan, mereka manusia dengan kelebihan dan kekurangannya. Kau harus menerima keadaan yang sudah kau miliki dengan hati yang penuh gembira.’’ Ujar Raja.

Putri Duyung dan Lumba-lumba mengangguk tanda mengerti. Akhirnya, mereka bertiga pergi ke permukaan. Langit dan lautan sudah kembali tenang.
‘’ Ayah, maafkan kami.’’ Bisik Putri Duyung.

Sang Raja hanya tersenyum dan mengajaknya kembali ke rumah. Akhirnya, Putri Duyung pun menerima keadaannya bahwa ia adalah seorang Duyung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dongeng dua tikus yang bersahabat

Tikus Hitam dan Tikus Putih sudah bersahabat sejak keciI.Tapi, kehidupan mereka sangat berbeda.Tikus Putih hidup mewah, karena ia menumpang ...