Disuatu gubuk kecil di tengah hutan, hiduplah seorang putri yang memiliki wajah sangat buruk. Wajahnya dipenuhi bintik-bintik merah besar dan hidungnya lebar. Matanya besar dan rambutnya gimbal. Ia tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Untuk menghabiskan waktu, ia sering bermain dengan para tikus, kelinci, rubah, dan hewan kecil lainnya.
Sang Putri sebenarnya ingin pergi ke desa. Namun, saat warga desa melihatnya, mereka selalu mengusirnya. Mereka bilang ia adalah putri yang terkena kutukan dan harus menjauh dari desa. Jika tidak, penduduk desa akan terkena kutukan juga.
Sautu hari, seorang pangeran berburu ke hutan. Ia mendapat perintah dari ayahnya untuk berburu seekor rusa karena akan ada pesta kerajaan. Pangeran pun masuk ke hutan bersama dua pengawalnya. Sebentar saja, mereka mendapatkan rusa yang mereka inginkan. Seekor rusa bertubuh gemuk dibidik oleh panah sang Pangeran. Panah itu melesat dan mengenai kaki rusa. Rusa itu kesakitan dan segera berlari jauh ke dalam hutan. Pangeran dan dua pengawalnya mengejar.
Rusa itu lari ketempat si Putri. Ia langsung mengadu kepada si Putri perihal yang terjadi. Si Putri segera mengobati lukanya. Setelahnya, rusa itu berlindung di balik tubuh sang Putri. Tak lama, rombongan sang Pangeran sampai. Mereka sangat terkejut ketika melihat wajah sang Putri.
Kedua pengawal sang Pangeran langsung mengeluarkan pedangnya. Namun, si Pangeran malah menatap sang Putri. Sang Pangeran menemukan sebuah hati yang penuh kasih sayang dan kelembutan pada diri sang Putri. “Siapakah kau? Kenapa tinggal disini?”
“Orang-orang memanggilku Putri Buruk Rupa. Aku tinggal disini karena tidak ada yang menerima kehadiranku di desa. Rusa yang kalian lukai ini adalah temanku. Aku mohon kepada kalian agar melepaskannya,” pinta sang Putri.
“Baiklah. Aku akan melepaskannya. Namun, aku punya permintaan sebagai gantinya. Kau harus ikut bersama kami ke istana,” ucap sang Pangeran. Sang Putri terkejut denga permintaan tersebut.
“Tapi...
“Jika tidak mau, rusa ini yang akan kami bawa.”
Sang Putri pun mau tidak mau setuju.
Sang Pangeran segera membawa sang Putri ke istana serta memperkenalkannya kepada ibu dan ayahnya. Raja dan Ratu sangat terkejut melihat penampilan sang Putri. Namun, mereka adalah raja dan ratu yang sangat rendah hati. Karena dibawa oleh sang Pangeran, mereka mau menerima kehadiran sang Putri.
“Kenapa kau tidak merasa jijik padaku?” tanya sang Putri.
“Aku tidak melihat rupamu. Aku melihat kebaikan hatimu,” jawab sang Pangeran.
“Terima kasih, Pangeran.”
Tanpa sang Putri sadari, wajahnya tiba-tiba berubah. Bintik-bintik merah di wajahnya hilang. Ia berubah menjadi seorang putri yang sangat cantik. Lalu, seorang peri datag di tengah mereka.
“Kau sudah menjalani cobaan dan berhasil kau lalui dengan baik. Kini, kau akan berubah selamanya menjadi Putri yang cantik seperti ini.” Setelahnya, peri itu menghilang.
Nasihat :Kita tidak boleh menilai seseorang dari tampilan fisiknya. Alangkah baiknya jika kita melihat seseorang dari kebaikan hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar