Kamis, 31 Mei 2018

Misteri Rumah Hantu

Ada suatu rumah yang terkenal seram. Orang-orang takut untuk pergi kesana. Rumah itu sudah lama tidak dihuni. Lolo penasaran dengan rumah itu. Lolo tidak percaya kalau rumah itu ada hantunya.

Lolo menyusun rencana untuk masuk ke rumah itu. Namun, teman-teman Lolo yang lain tidak setuju. Mereka tidak mau mendekati, apalagi masuk, ke rumah itu. Akhirnya, Lolo berencana pergi sendirian ke sana. 



Saat masuk, Lolo mendengar sebuah suara. Ia pun sedikit ketakutan.

“Hahahaha, siapa kau berani masuk kemari?” kata suara itu.

Lolo melihat sekitarnya, namun tidak ada orang. Disela ketakutan Lolo, ia melihat sebuah kaki terselip dibalik tirai. Lalu, ia menyingkap tirai itu dengan cepat. Ternyata itu adalah Lary, temannya. Ia pun sekarang tidak pernah takut lagi pada rumah tua itu.

Nasihat :
Jadilah anak yang pemberani. Jangan pernah takut kepada sesuatu yang tidak jelas. 

Rabu, 30 Mei 2018

Kisah Bobo Si Anak Nakal

Bobo adalah anak yang nakal. Ia tak pernah menuruti nasihat dan perkataan orang tuanya. Suatu hari, Bobo pergi bermain bersama teman-temannya. Padahal, sang Ibu melarangnya bermain karena pelajaran dan tugas dari sekolah belum dikerjakan sama sekali.

Ibu membolehkan Bobo bermain jika tugas dari sekolah sudah selesai. Namun, Bobo tak mendengarkan perkataan sang Ibu. Ia pun pergi bermain bersama teman-temannya.



Pulang bermain, tiba-tiba hidung Bobo berdarah. Ia menangis saat pulang ke rumah.

Sang Ibu langsung menanyainya. “Apa yang terjadi? Kenapa hidungmu berdarah?”
“Sewaktu kami bermain tadi, ada yang menendang bola tepat ke hidungku. Hidungku jadi berdarah,” kata Bobo. Sang Ibu pun segera mengobati luka Bobo.

Nasihat :

Selalu dengarkan apa kata orang tua dan jangan jadi anak yang nakal.

Selasa, 29 Mei 2018

Kisah Rubah yang Tergesa-gesa

Seekor Rubah bernama Limbo sedang bersiap-siap untuk pergi kepesta yang diadakan Raja Hutan. Limbo pun bersiap-siap dengan cepat karena ia adalah salah satu tamu istimewa di pesta Raja. Limbo segera pergi. Ia mengabaikan teman-temannya yang memanggilnya.

“Limbo, bawakan aku sekantong kacang untuk pesta,” kata Raja sebelumnya. Namun, karena tergesa-gesa, Limbo lupa membawa sekantong kacang yang sudah diletakkannya di atas meja. Ia baru sadar ketika ia sudah di tengah jalan.

“Aduh, bagaimana ini? Jika lupa membawa sekantong kacang itu, Raja akan marah. Itu adalah makanan untuk pesta. Aku harus kembali,” kata Limbo.

Limbo pun kembali ke rumahnya dan mengambil sekantong kacang. Namun, saat datang ke pesta, acara sudah dimulai dan penyambutan untuk tamu istimewa sudah berlalu. Limbo pun merasa kecewa karena namanya tidak dipanggil.

Nasihat :

Sikap terburu-bru akan membuatmu menyesal. Pastikan semua hal sudah beres.

Senin, 28 Mei 2018

Kambing dan Harimau

Suatu hari, Kambing sedang berjalan-jalan. Saat itu, Harimau tiba-tiba mengadangnya. Kambing tak bisa berlari karena kakinya tiba-tiba lemas. 



“Tolong kasihani aku, Harimau. Jangan makan aku. Dagingku pasti tidak enak karena aku sudah tua dan tubuhku kurus,” kata si Kambing.

“Aku sudah sangat lapar. Aku sudah tidak makan selama dua hari. Jika bukan kau yang kumakan, maka siapa lagi?” tanya Harimau.

“Aku punya saudara yang masih muda dan dagingnya gemuk. Aku bisa membawamu kepadanya. Kau bisa memakannya,” kata Kambing, lalu mengajak Harimau kepinggiran sungai. Kambing lalu memajukan kepalnya melihat air sungai. Setelahnya ia menyuruh Harimau melihat bayangannya di sungai. 

“Itu dia saudaraku, Harimau. Kau bisa memakannya. Ia ada di bawah sana,” kata Kambing.

Seketika itu, Harimau melompat kedasar Sungai. Namun, Harimau yang tidak bisa berenang ternyata ditipu oleh Kambing. Ia pun tenggelam dan Kambing meninggalkannya.

Nasihat :

Berpikirlah sebelum bertindak. Gunakan kecerdasanmu agar selamat dari bahaya. 

Minggu, 27 Mei 2018

Menolong Seekor Anjing

Sebuah jalan terlihat lengang dan sepi. Jalanan itu terlihat penuh debu dan asap, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Terlihat seorang gadis duduk termenung dipinggir jalan. Ia memakai sarung untuk menutupi hidungnya dari asap. Kulitnya dipenuhi dengan bintik-bintik merah.

“Izinkan saya menumpang di mobil Bapak. Saya tidak punya uang. Tapi, saya harus pergi ke kota untuk bertemu keluarga saya,” pinta wanita malang itu.

Melihat kondisi tubuh si Gadis dan juga bau yang dikeluarkan dari bintik-bintik di kulitnya, membuat semua pengendara tidak ada yang mau membantu. Sudah dari pagi sampai sore gadis itu meminta belas kasihan. Tapi, tak satu pun dari mereka yang mengasihani.

Si Gadis menyandarkan diri disuatu tiang di pingir jalan. Ia merasa lelah dan sangat lapar. Ia teringat memiliki sepotong roti di tasnya. Ia lalu mengambilnya dan berniat untuk memakannya. Namun, saat itu, seekor Anjing datang kesampingnya. Anjing itu terlihat sangat kurus dan kelaparan. Ia merasa sangat kasihan melihat Anjing jalanan itu.
Gadis itu lalu memberikan rotinya kepada Anjing itu. 



Anjing tersebut dengan cepat menyambar roti itu dan memakannya. Beberapa saat kemudian, gadis itu meninggal. Tiba-tiba, ada seberkas cahaya yang bersinar amat terang disusul oleh suara. “Kau telah berbuat kebaikan pada seekor Anjing yang kau tolong. Dosamu akan dihapuskan dan kau akan masuk surga.”

Nasihat :
Berbuat baiklah walau hanya sedikit yang bisa kamu lakukan. Semua perbuatan baik pasti akan dibalas kebaikan oleh Tuhan.

Jumat, 25 Mei 2018

Cinderella

Dahulu, hidup seorang Putri bernama Cinderella. Ibunya sudah lama meninggal dan Ayahnya menikah lagi. Ibu tiri memiliki dua anak. Suatu hari, sang Ayah meninggal. Semenjak itu, ia tinggal bersama Ibu dan dua saudara tirinya. Sehari-harinya, mereka memperlakukan Cinderella dengan kasar. Mereka membuatnya seperti pembantu.

Suatu hari, ada pesta disana istana. Seluruh rakyat diundang karena sang Pangeran ingin mencari calon pengantin. Cinderella ingin ikut, tapi tidak dibolehkan oleh Ibu tirinya. Ia sedih dan menangis. Tiba-tiba, Ibu Peri datang membantunya. Peri itu memberi baju dan kereta indah untuk ia gunakan pergi ke pesta. Cinderella juga memakai sepatu kaca. Ibu Peri berpesan agar pulang sebelum jam 12 malam.

Saat Cinderella masuk istana, sang Pangeran terpesona dan jatuh cinta. Sang Pangeran segera mengajak Cinderella berdansa. Mereka berdansa sangat lama hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Cinderella harus pulang karena sihirnya akan hilang.

Karena tergesa-gesa, sebelah sepatu kacanya tertinggal. Sang Pangeran memungut sepatu itu. Esok harinya, ia mencari keberadaan Cinderella. Caranya dengan mencari pasangan sepatu kaca yang dipungutnya.



Sang Pangeran mencari Cinderella dari rumah ke rumah. Akhirnya, ia berhasil menemukan Cinderella lalu melamarnya. Cinderella hidup bahagia bersama sang Pangeran. Ia memaafkan ibunya dan dua saudara tirinya. Mereka diboyong tinggal di istana bersamanya.

Nasihat :Maafkanlah orang-orang yang pernah menyakitimu. Tidak ada gunanya membalas dendam terhadap perlakuan buruk orang lain.

Putri Salju

Pada zaman dahulu, ada seorang Putri yang sangat cantik. Bibirnya merah, rambutnya hitam, dan kulitnya putih seperti salju. Ia dinamakan Putri Salju. Ibu Putri Salju meninggal setelah melahirkannya. Ia lalu diasuh oleh ayahnya.
Dilain tempat, ada seorang ratu yang berwajah cantik bertanya pada kaca ajaibnya. “Siapakah yang paling cantik di Negeri ini.”
“Putriku yang tercantik, kau lah yang paling cantik di Negeri ini. Tapi, kecantikan Putri Salju melebihi kecantikanmu,” kata kaca ajaib. Mendengar itu, si Ratu marah dan menyuruh suruhannya untuk mencelakakan Putri Salju.
Namun, saat bertemu Putri Salju, suruhan itu tak sanggup mencelakakan si Putri. Ia terpana dengan kecantikan Putri Salju. Ia pun memberi tahu perihal rencana sang Ratu kepada Putri Salju. Putri Salju segera bersembunyi di hutan. Ia lalu berbohong jika Putri Salju telah mati.
Kemudian, sang Ratu bertanya kembali pada kaca ajaib. Namun, jawaban kaca ajaib tetap sama. Ratu pun menyadari bahwa Putri Salju masih hidup. Ia lalu menyusun sebuah rencana untuk mencelakakan Putri Salju. 
Putri Salju tinggal bersama tujuh kurcaci di dalam hutan. Suatu hari, Ratu menyamar menjadi seorang nenek tua. Si Nenek tua menawarkan apel kepada Putri Salju. Saat itu, Putri Salju sedang sendirian karena ke tujuh kurcaci sedang pergi bekerja. Tanpa curiga, Putri Salju membeli buah apel itu dan memakannya.
Ternyata, buah apel itu beracun sehingga membuat  Putri Salju tidak sadarkan diri. Saat para kurcaci pulang, mereka kaget melihat tubuh sang Putri tergeletak di tanah. Ia dikira meninggal oleh mereka. Tubuh sang Putri pun diletakkan di dalam peti kaca.
Saat itu, seorang Pangeran melintasi hutan tersebut. Ia melihat seorang Putri berada dalam peti kaca. Ia tahu bahwa Putri  itu belum meninggal. Ia pun bermaksud menolong Putri itu.
Namun, saat sang Pangeran mencoba membawa tubuh sang Putri, halilintar menyambar. Sang Pangeran kaget, namun tidak takut. Ia segera mengambil pedangnya dan melawan halilintar yang bergemuruh. Sebuah petir menyambar dan ia terjatuh ke tanah.
Keajaiban terjadi, setelah petir itu menyambar, seberkas cahaya muncul. Putri Salju hidup kembali dan sang Pangeran sangat senang melihatnya. Para kurcaci bersorak gembira. Ternyata, kekuatan cinta dari sang Pangeran berhasil menghancurkan mantra sihir sang Ratu.
Setelahnya, sang Pangeran dan si Putri menikah. Mereka hidup bahagia. Sementara itu, si Ratu dikurung dan diberikan ganjaran sesuai dengan perbuatannya.

Nasihat :
Kita tidak boleh berbuat jahat kepada orang lain. Setiap kejahatan pasti akan menerima ganjaran yang sesuai.


















Kamis, 24 Mei 2018

Kisah Kutukan Pinokio

Dahulu, ada seorang anak bernama Beni. Ia adalah anak yang aktif dan sangat suka bermain. Namun, ia juga suka berbohong kepada orang tuanya. Ia sering tidak pergi ke sekolah. Ia memilih bermain bersama teman-temannya.

Suatu hari saat pulang sekolah, sang Ibu melihat baju Beni sangat kotor. Sang Ibu segera bertanya perihal bajunya. Beni berbohong dengan menjawab dari sekolah. Nyatanya, Beni pergi bermain layang-layang dan bolos sekolah.

Sebenarnya, sang Ibu tidak percaya. Ia lalu berkata, “Beni, kamu percaya kutukan Pinokio? Jika kamu berbohong, hidungmu akan bertambah panjang.” 
Beni mulai resah. Tapi, ia berusaha tidak mempercayainya dan tetap berbohong.

“Mulai sekarang jika berbohonh, hidungmu akan bertambah panjang,” kata sang Ibu.
Keesokan harinya, kejadian yang sama terulang. Beni bukannya pergi ke sekolah tapi justru pergi bermain ke taman bersama teman-temannya. Saat pulang, ia mengatakan kalau ia dari sekolah.

Malamnya saat tidur, hidung Beni memanjang. Saat bangun pagi, ia menjerit ketakutan karena melihat hidungnya sudah berubah menjadi seperti Pinokio. Ia pun menangis dan meminta maaf kepada Ibunya.


Nasihat :Bicaralah dengan jujur. Berbohonh itu adalah perbuatan yang tercela dan merugikan orang lain. 

Rabu, 23 Mei 2018

Persahabatan Semut

Suatu hari, seekor semut sedang berjalan-jalan. Namanya si Boni. Saat itu, ia melihat ada sebuah kue jatuh di atas tanah. Kue itu sangat besar, ia merasa tidak bisa mengangkat sendirian. Dengan semangat yang menggebu, ia langsung berlari ke sarangnya. Ia memberi tahu teman-temannya.

Teman-teman semut langsung berdiri dan mengikuti si Boni ke tempat kue itu. Mereka bersemangat dan mau bergotong royong untuk mengangkat  kue itu. Sebentar lagi musim dingin, sudah pasti mereka membutuhkan persediaan makanan yang banyak.

Ketika Boni dan teman-temannya sampai, ada seekor Kecoak yang sedang berusaha mengambil kue itu. Boni pun berbicara kepada Kecoak itu. “Kenapa kamu mencoba mengangkat kue itu sendirian? Kamu tidak bisa mengangkatnya sendirian.”



Kecoak itu tidak menjawab pertanyaan Boni, namun terus mencoba mengangkat kue tersebut sendirian. Ia egois dan ingin memiliki sendiri kue itu.

Boni dan kawan-kawannya hanya melihat Kecoak tersebut berusaha mengangkat kue. Hingga akhirnya, Kecoak itu tampak kelelahan dan menyerah. Kemudian, Boni dan kawan-kawannya langsung mengangkat kue tersebut bersama-sama. Mereka beriringan membawa kue tersebut ke sarang semut.

Nasihat :

Kerja sama dan gotong royong dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Selasa, 22 Mei 2018

Arini dan Nenek Tua

Suatu hari, Arini sedang berjalan-jalan di taman. Disana, ada seorang nenek penjual balon. Ia menghampiri nenek tersebut dan bertanya mengapa berjualan balon, dimana keluarga ataupun anaknya. Arisi merasa kasihan melihat nenek itu.


Si Nenek pun menjawab, “Nak, saya hanya tidak betah di rumah. Saya ingin tetap bekerja sekalian jalan-jalan melihat suasana di luar rumah. Saya menjual balon bukan karena tidak punya anak yang mau menanggung hidup saya. Ini adalah keinginan saya. Saya senang ketika melihat anak-anak tersenyum dan memainkan balon buatan saya.”

Arini pun merasa terharu dengan cerita Nenek. Ia adalah nenek tua yang masih mau bekerja dengan ikhlas. Ia tidak mau bersantai di rumah dan selalu bersyukur pada keadaannya.

Sebelum pergi, Arini membeli balon si Nenek. Tak lupa, ia juga berterima kasih atas pelajaran yang diberikan si Nenek.

Nasihat :

Kita tidak boleh bermalas-malasan di rumah selagi diberi kesehatan dan kesempatan. Seringlah keluar dan melihat kondisi orang-orang disekitarmu.

Senin, 21 Mei 2018

Kisah Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Tangan Kiri selalu cemburu pada Tangan Kanan. Sebab, sesuatu yang jorok selalu menggunakan Tangan Kiri. Sedangkan, sesuatu yang baik selalu menggunakan Tangan Kanan.

Suatu hari, Tangan Kiri berbicara pada Tangan Kanan. “Wahai Tangan Kanan, betapa beruntungnya dirimu. Kau yang selalu digunakan saat manusia ingin berjabat tangan, makan, minum, dan melakukan pekerjaan. Sedangkan, manusia menggunakanku untuk membersihkan kotoran, memegang sesuatu yang jorok, dan hal buruk lainnya. Kita sangat berbeda dan aku sering cemburu padamu,” kata Tangan Kiri.

Tangan Kanan lalu menjawab. “Aku yang seharusnya cemburu. Karena, semua yang dilakukan olehku hasilhnya adalah untukmu. Benar, manusia kebanyakan menggunakan Tangan Kanan untuk beraktivitas. Namun, saat manusia membeli perhiasan, cincin, permata, emas, dan lainnya mereka selalu menyematkannya di Tangan Kirinya.”
Mendengar itu, Tangan Kiri jadi sadar dan merasa malu akan keluhannya.

Nasihat :
Kita tidak boleh mengeluh mengenai diri kita sendiri. Kita harus bersyukur pada apa yang kita miliki dan hanya perlu menikmatinya.

Sabtu, 19 Mei 2018

Tiga Harapan Rumput

Suatu hari, para rumput liar sedang berbincang. Mereka sedang merenungi nasib mereka sebagai rumput liar. Saat itu, salah satu rumput berkata, “Aku ingin sekali menjadi pohon. Tidak akan ada yang menginjakku jika menjadi pohon.”

Lalu rumput yang lainnya lagi berkata, “Aku ingin menjadi bunga yang cantik. Karena, jika aku menjadi bunga, aku akan dirawat dan dibesarkan di kebun bunga yang cantik.”

Mendengar kata-kata tersebut, rumput yang lainnya pun berkata, “Aku ingin menjadi kaktus. Tidak ada yang bisa mencabut kaktus karena durinya banyak. Juga banyak manusia yang memeliharanya.”

Saat mereka berkhayal, segerombolan manusia menginjak mereka. Di depan mata mereka, segerombolan manusia itu menebang pohon, mencabut bunga, dan merusak kaktus disekitar taman.

Melihat hal tersebut, mereka merasa bersyukur karena menjadi rumput liar. Walaupun mereka diinjak-injak, dipangkas, ataupun ditarik-tarik, mereka tetap kuat untuk bertahan hidup.

Nasihat :

Apapun masalah dan musibah yang kita hadapi, kita harus seperti rumput liar, yang harus kuat, tegar, dan kokoh dalam mempertahankan hidup.

Nelayan dan Putri Langit

Alkisah, hiduplah seorang nelayan miskin disuatu Desa. Pekerjaan sehari-harinya adalah mencari ikan. Ikan-ikan tangkapannya dijual di Pasar. Suatu hari, ia menemukan ikan yang sangat besar dan bersinar. Namun, ketika ikan itu hendak diambil, tiba-tiba berubah menjadi seorang gadis yang cantik. Nelayan tersebut terkesima.

“Siapa kau?” kata si Nelayan.
“Saya adalah seorang Putri dari langit yang dihukum menjadi ikan. Saya akan sangat berterima kasih jika kau mengizinkan saya tinggal di rumahmu,” kata Putri itu.

Tanpa berpikir panjang, si Nelayan langsung membawa ikan itu ke rumahnya. Ia lalu menikahi putri itu dan mereka menjadi keluarga. Namun, sebelum menikah, si Putri mengajukan syarat. Syarat itu adalah si Nelayan tidak boleh memanggilnya putri ikan.

Jika dilanggar, sang Putri akan kembali ke Kerajaan Langit. Si Nelayan mengerti dan berjanji untuk tidak mengatakannya.

Suatu hari, si Nelayan pulang dengan perut lapar. Di rumah, ia tak menemukan sedikit pun makanan. Ia gusar dan marah, lalu memanggil istrinya. Saat itu, istrinya sedang tidak ada di rumah.

Si Nelayan menggerutu dan menyebut Putri ikan. Petir tiba-tiba menyambar dan hujan deras datang. Nelayan menyadari bahwa ia telah melanggar janjinya. Sejak itu, istrinya tak pernah kembali. Ia pulang ke langit dan nelayan itu selamanya tak bisa bertemu dengannya.

Nasihat :
Kita harus memegang janji yang kita buat. Sekali ingkar, orang lain akan susah percaya lagi kepada kita.

Jumat, 18 Mei 2018

Petani Miskin yang Menjadi Kaya


Alkisah, hiduplah seorang petani miskin disuatu desa. Warga desa selalu mengolok-olok karena ia miskin. Tidak ada satu orang pun yang mau berteman dengannya.


Suatu hari, petani miskin itu menemukan sekantung biji gandum. Ia lalu menanam biji-biji gandum itu. Ia merawat tanaman itu dengan kerja keras dan kesabaran. Akhirnya, gandum petani itu tumbuh dengan subur. Setelah dipanen, ia bisa menjual gandum-gandum itu denga harga yang mahal.

Setelahnya, uang hasil penjualan tersebut dibelikan biji gandum yang lebih banyak lagi. Ia kembali menanam serta merawatnya dengan sabar.

Alhasil, panen keduanya berhasil dan menghasilkan uang yang lebih banyak lagi. Petani itu lalu kembali membeli biji gandum yang lebih banyak. Sisa uangnya ia gunakan untuk membeli Kerbau dan menggembala Kerbau.

Tahun demi tahun berlalu. Dari hasil kerja keras dan kesabarannya, petani miskin tersebut akhirnya berubah menjadi kaya.

Nasihat :

Dengan kesabaran dan kerja keras, kita dapat meraih kesuksesan dalam hidup.

Rabu, 16 Mei 2018

Jerapah yang Sombong

Ada seekor Jerapah yang sedang memakan daun-daunan ketika seekor kelinci datang kesampingnya. “Enak sekali kau, Jerapah. Kau bisa makan daun kesukaanmu karena berleher panjang. Kau bisa menggapai semua daun yang kau ingin makan. Namun, akau hanya bisa memakan rumput karena tidak berleher panjang.”

Jerapah pun dengan sombongnya menjawab, “Tentu saja. Aku memang memiliki leher yang panjang. Dan, aku sangat senang dengan leherku.”
Namun, tiba-tiba, sebuah gempa datang. Tanah berguncang hebat dan pohon yang berada disamping Jerapah tumbang. Pohon itu mengenai  Jerapah. Jerapah tidak sempat lari karena lehernya yang panjang tersangkut di batang pohon.

Sementara itu, Kelinci yang berbadan kecil bisa berlari dan bersembunyi di bawah sebuah batu. Ia tidak terkena pohon dan  bisa menyelamatkan dirinya.

Nasihat :

Rendah hati akan membuat hidupmu selamat.

Kingkong dan Bebek


Kingkong memiliki tubuh yang besar dan badan yang pendek. Sedangkan, Bebek berleher panjang dan berkaki kecil. Suatu hari, Kingkong dan Bebek bertemu. Mereka lalu berbincang.



“Kingkong, apakah kamu tidak ingin memiliki leher panjang sepertiku?” kata Bebek sedikit sombong.
“Tidak, aku mesnyukuri apa adanya diriku. Walau tubuhku besar dan badanku pendek, aku bisa berjalan, berlari, dan melompat kesana kemari. Jika aku mempunyai leher panjang, mungkin leherku akan tersangkut di batang pohon saat melompat, jawab Kingkong.

Mendengar jawaban tersebut, Bebek terdiam. Ia mendapatkan pelajaran berharga bahwa semua makhluk hidup diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sejak itu, ia menjadi rendah hati dan selalu mensyukuri apa yang didapat.

Nasihat :Kita harus mensyukuri apa pun yang ada pada diri kita. Karena, Tuhan menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Selasa, 15 Mei 2018

Kura-Kura yang Cerdik

Suatu hari, Kancil bercanda dengan Kura-Kura. Kancil hendak mengajak Kura-Kura bertanding lari. Di luar dugaan, Kura-Kura menerima ajakan Kancil.

Pada hari yang ditentukan, mereka pun mulai berlomba lari. Kura-kura berjalan dengan dengan lambat, sementara itu Kancil sudah jauh berada di depan. Tak lama kemudian, Kancil berhasil mencapai garis akhir dan memenangkan pertandingan.




Setelah itu, Kura-Kura gantian menantang Kancil untuk melakukan lomba adu kuat. Siapa yang paling  akhir bisa bertahan diterjang ombak laut akan jadi pemenangnya. Kancil tidak mau dibilang pengecut walau tahu kalau Kura-Kura pasti akan menang. Kancil menerima tantangan itu.

Pada hari perlombaan, Kura-kura segera masuk ke cangkangnya dan bertahan saat ombak datang menerjang tubuhnya. Sementara itu, Kancil terhempas jauh.

Nasihat :Setiap makhluk hidup memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Bijak-bijaklah dalam memanfaatkan kelebihan dan kekurangan tersebut.

Senin, 14 Mei 2018

Cerita Gunung

Suatu hari, seorang anak dibawa oleh Ayahnya mendaki gunung. Namun, sang Anak terjatuh dan langsung menjerit kesakitan.

“Aaah....!” teraik sang Anak. Tak lama, ia mendengar suara teriakan yang sama. Ia pun bingung siapa yang bersuara sama dengannya. Ia lalu bertanya. “Siapa kamu?”

Sebuah suara yang sama menjawab, “Siapa kamu?”
Sang Anak pun kesal dan kembali berteriak. “Kenapa kamu meniru saya?”

Suara yang sama kembali terdengar. “Kenapa kamu meniru saya?”

Sang anak semakin kesal dan kembali bersuara. “Penakut!”

“Penakut!” balas suara itu lagi. Ketika itu, sang Ayah datang. Ia pun bertanya pada Ayah. Sang Ayah mengatakan bahwa itu disebut dengan echo (gema suara) yang termantul saat kita berteriak.

“Seperti pantulan dari suara kita, sikap dan perbuatan kita juga akan kembali kepada diri kita,” kata sang Ayah.”

Nasihat :Segalanya akan kembali kepada kita. Hidup adalah gambaran dari kelakuan dan perbuatan kita.

Sabtu, 12 Mei 2018

Burung Lark yang Bersarang di Ladang Gandum

Burung Lark membangun sarang di ladang gandum. Ia bertelur dan merawat anak-anaknya disana. Waktu terus berlalu, gandum yang ditanam di ladang itu semakin besar dan menguning. Anak-anak Burung Lark mendengar percakapan para petani gandum.

“Kapan kita akan memanen gandum kita ini Ayah”
“Kita akan memanggil teman-teman dan tetangga kita untuk memanen gandum ini secepatnya,” kata sang Ayah. Mereka lalu mengadu kepada Burung Lark.

Burung Lark berkata “Kalian tidak usah cemas. Jika petani berkata seperti itu, maka mereka akan memanen dalam waktu yang masih lama. Karena mereka masih memanggil teman-teman dan tetangga mereka. Jadi, kalian tak usah khawatir.”

Keesokan harinya anak-anak Burung Lark mendengar percakapan petani lagi. “Kapan kita akan memanen gandum ini, Ayah? Gandumnya sudah menguning dan berjatuhan.”
“Baiklah, kita akan memanen nanti sore. Kita tidak bisa menunggu tetangga dan teman-teman lagi,” kata sang Ayah. 
Mendengar itu, anak-anak Burung Lark langsung mengadu kepada Burung Lark.
“Kalau begitu, kita harus segera pergi dari sini. Jika manusia sudah berniat mengerjakan pekerjaannya sendiri, mereka tidak akan menundanya lagi.” Kata Burung Lark.


Burung Lark dan anak-anaknya pun terbang meninggalkan ladang gandum. Saat memanen, petani melihat ada sarang Burung Lark, namun sudah kosong.

Nasihat :

Lakukan segala sesuatunya sendiri jika bisa kamu lakukan. Selalu bergantung pada orang lain  akan membuatmu malas.

Kamis, 10 Mei 2018

Burung Elang dan Burung Gagak


Suatu ketika, Elang dengan  gagahnya menyambar seekor anak domba. Ia menggunakan kekuatan cakarnya untuk membawa domba terbang ke sarangnya. Melihat apa yang dilakukan Elang, Gagak ingin meniru.

Gagak segera terbang. Di atas, ia melihat ada domba. Ia segera mengaitkan cakarnya ke tubuh domba dan berusaha membawanya terbang. Namun, cakar Gagak tidak sekuat Elang. Ia ternyata tidak bisa mengangkat domba itu. Ia ingin melepaskan cakarnya dari domba. Namun, cakarnya tidak bisa lepas karena menempel kuat ke bulu domba. Akhirnya, ia pasrah dan berdiri di punggung Domba.


Tak lama, seorang penggembala melihat Gagak bertengger di atas punggung Domba. Ia lalu menangkap Gagak dan mengikatnya.

Nasihat :

Lakukanlah sesuatu sesuai kemampuanmu. Bersikaplah rendah hati kepada sesama.

Beruang dan Lebah

Suatu ketika, Beruang sedang berjalan-jalan di dalam hutan. Saat itu, ia menemukan sebuah sarang lebah disuatu pohon yang tumbang. Ia pun mengendus-endus sarang lebah itu. 


Setelahnya, ia berniat untuk mengambil madu dalam sarang lebah tersebut.

Kebetulan, ada dua ekor lebah yang datang dan membawa madu. Melihat Beruang berniat mengambil madu mereka, lebah-lebah itu menyengat Beruang dari belakang. Setelahnya, mereka bersembunyi di dalam lubang pohon.

Beruang langsung marah dan meloncat ke pohon yang tumbang. Ia mencakar-cakar pohon dan menghancurkan sarang lebah. Seketika itu juga, lebah-lebah dalam sarang keluar dan menyengat Beruang. Beruang pun menjadi tidak berdaya ketika semua lebah marah dan menyengat tubuhnya.

Nasihat :
Pintar-pintarlah dalam mengendalikan emosi. Jika dituruti, emosi hanya akan menyebabkan kerugian untuk diri sendiri dan orang lain.

Rabu, 09 Mei 2018

Bangau dan Rubah Makan Bersama

Suatu hari, Rubah mengajak Bangau untuk makan siang di rumahnya. Ia mempersiapkan rencana makan siang untuk mengerjai Bangau.

Siangnya, Bangau datang memenuhi ajakan makan siang si Rubah. Rubah ternyata menyiapkan piring yang ceper dan menuangkan sup di atasnya. Bangau yang memiliki paruh panjang tentu saja tidak dapat menikmati sup itu. Ia hanya bisa menikmati sedikit sup. Di depannya, Rubah makan dengan lahapnya.

Setelah makan, Rubah tertawa melihat tingkah Bangau. Bangau mencoba untuk tetap tenang. Keesokan harinya, Bangau gantian mengajak makan siang Rubah ketempatnya. Ia menyiapkan ikan bakar yang lezat. Ikan itu diletakkan di dalam kendi yang lehernya panjang.

Si Rubah tentu saja tidak bisa makan. Bangau makan dengan lahapnya karena paruhnya panjang sehingga bisa masuk kendi. Rubah pun jadi sadar akan perbuatannya selama ini. Ia sadar jika mengerjai orang ada batasnya, jangan sampai mencelakakan orang lain.

Nasihat :Bersikap usil dan jail yang berlebihan akan membuatmu susah.

Selasa, 08 Mei 2018

Babi Hutan dan Rubah

Suatu hari, Babi Hutan mengasah taringnya di suatu pohon. Saat itu, Rubah lewat. Rubah suka mengolok-olok apa yang dilakukan Babi Hutan. Namun, Babi Hutan tidak menggubris olok-olok itu. Rubah menjadi penasaran, lalu bertanya, “Mengapa kau mengasah taringmu Babi Hutan? Bukankah tidak ada musuh yang datang mendekat?”


“Aku mengasah taringku saat ini walaupun tidak ada musuh yang mendekat. Karena, saat ada musuh yang mendekat nanti, aku tidak akan punya waktu untuk mengasah taringku,” jawab Babi Hutan. Rubah lalu mengerti dan mendapatkan pelajaran yang berharga dari Babi Hutan.

Nasihat :

Siapkan payung sebelum hujan. Selalu waspada dan bersiagalah dalam setiap waktu.

Senin, 07 Mei 2018

Ayam Jantan Cerdik dan Rubah Licik

Suatu pagi yang indah, Ayam Jantan bangun dan berkokok di atas sarangnya. Ia mengangkat sayapnya untuk merasakan udara pagi yang segar. Saat itu, ia melihat ada Rubah di bawah sarangnya.


“Hai, Ayam Jantan. Tahukah kamu berita gembira hari ini?” kata Rubah.
“Apa?” tanya Ayam Jantan, sedikit waswas.
“Berita bahwa keluargaku dan keluargamu telah mengadakan kesepakatan untuk saling berdamai dan memulai persahabatan. Sekarang turunlah dari sarangmu dan mari berpelukan untuk merayakan berita gembira ini,” kata Rubah.

Ayam Jantan berpikir sejenak. Ia tidak berani bertindak gegabah. Ayam Jantan lalu melihat ke belakang Rubah.
“Apa yang kau lihat Ayam Jantan?” tanya Rubah.
“Aku menunggu kedatangan Anjing. Kurasa ia telah mendengar gambar gembira ini,” kata Ayam Jantan. Mendengar itu, Rubah langsung berlari ketakutan dan menjauh dari Ayam Jantan.

Nasihat :Gunakan kepandaianmu untuk membantu orang lain, bukan untuk menipu. Jadilah berguna bagi banyak orang.

Minggu, 06 Mei 2018

Kancil dan Tikus

Ada dua ekor Kancil bersaudara. Namanya Tiku dan Tuku. Walaupun bersaudara, mereka memiliki sifat yang bertolak bekakang. Tiku rajin dan Tuku pemalas. Suatu hari, Tuku lapar, namun ia malas mencari makanan. Ia memilih untuk mengambil makanan Tuku dan memakannya.

Saat pulang, Tiku melihat makanannya sudah tidak ada lagi. Ia pun bertanya kepada Tuku dimana makanannya. Namun, Tuku berbohong dengan mengatakan makanan itu dimakan oleh Tikus.
Tiku segera menemui Tikus dan bertanya dimana makanannya. Tikus yang merasa tidak bersalah tentu saja membela diri. Karena merasa sangat lapar, Tiku meminta tolong kepada Tikus untuk mencarikan makanan di Sungai.

Karena kasihan, Tikus pergi mencari makanan. Ternyata, Tuku mengikuti Tikus. Tuku ingin menjebak Tikus. Tuku membuat jebakan dipinggir Sungai. Lalu, Tuku berpura-pura tenggelam. Sayang, Tikus tidak melihat Tuku. Tuku pun jengkel dan berenang ke luar dari Sungai. Tuku lupa akan perangkap yang telah dipasangnya. Tuku terjebak dan ia masuk ke perangkap yang dibuatnya sendiri.

Nasihat :Jika ingin sesuatu, berusahalah untuk mendapatkannya tanpa merugikan orang lain.

Sabtu, 05 Mei 2018

Burung Merak yang Sombong

Suatu hari, Merak bertemu Bangau. Melihat kedatangan Bangau, Merak berniat sombong. Ia merentangkan sayapnya yang indah dan menunjukannya kepada Bangau.


“Lihatlah sayapku yang cantik dan indah berkilau ini. Sedangkan, sayapmu kelabu dan sama sekali tidak menarik,” kata Merak menyombongkan diri.

Bangau tidak menjawab ucapan itu. Ia memilih mengembangkan sayapnya, lalu terbang meninggalkan merak. Di atas ia berkata, “Lihatlah, apa kau bisa mengikutiku terbang ke atas? Ayo, ikutilah aku jika kau bisa.”

Merak terdiam. Merak memang tidak bisa terbang tinggi seperti Bangau. Ia hanya bisa melongo melihat Bangau terbang di atasnya.

Nasihat :Kita tidak boleh menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing.

Jumat, 04 Mei 2018

Burung Gagak dan Sebuah Kendi

Suatu hari terjadi musim kemarau berkepanjangan. Semua hewan kesulitan mendapatkan air. Siang itu, Gagak merasa sangat kehausan. Ia pun menemukan sebuah kendi berisi sedikit air. Namun, leher kendi itu sangat panjang dan airnya berada di dasar kendi. Gagak berusha sekuat tenaga untuk bisa mencapai air dan meminumnya.

Gagak tetap tidak bisa menggapai dasar kendi. Ia hampir putus asa karena merasa akan meninggal. Namun ia mencoba berpikir dan akhirnya mendapatkan sebuah ide.

Gagak mengambil kerikil-kerikil disekitar kendi, lalu memasukkannya ke kendi. Setiap kerikil itu dimasukkan, air di dalamnya semakin terangkat. Hingga akhirnya, permukaan air itu bisa dicapainya. Ia sangat senang karena bisa minum air dari dalam kendi itu. Ia tidak jadi mati karena kehausan.


Nasihat :
Berusahalah untuk menggunakan pikiran dan pengetahuan kita untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.


Kamis, 03 Mei 2018

Burung Bangau yang Angkuh

Suatu pagi yang indah, seekor burung bangau sedang berdiri dipinggiran sungai. Ia melihat ke sungai dan melihat ikan-ikan yang berenang dipinggiran sungai. Saat itu, ia berkata dengan angkuh.  “Aku tidak ingin memakan ikan-ikan yang kecil pagi ini. Ikan yang kecil tidak pantas untukku bangau yang anggun.”

Saat ikan-ikan kecil lewat, Bangau tidak mau mengambilnya. Ia menunggu hingga ikan-ikan yang lebih besar berenang dipinggiran sungai. Hingga akhirnya, seekor ikan besar lewat.

Namun, bukannya mengambil, ia justru kembali berkata. “Aku tidak mau makan ikan sebesar itu. Itu terlalu besar untukku.”

Hingga akhirnya, Bangau menunggu lagi disana. Matahari mulai naik dan hari sudah mulai panas. Air menyurut dan para ikan berenang ke tengah sungai.

Bangau berusaha mengejar mereka, tapi ia tidak bisa berenang ke tengah sungai. Akhirnya, ia hanya bisa memakan siput-siput yang tertinggal di pinggiran sungai dan sama sekali tidak mendapatkan ikan.


Nasihat :

Kita tidak boleh terlalu memilih-milih. Janganlah menolak sesuatu yang kecil. Karena bisa jadi kamu tidak akan mendapatkan apapun selain yang kecil itu. 

Dongeng dua tikus yang bersahabat

Tikus Hitam dan Tikus Putih sudah bersahabat sejak keciI.Tapi, kehidupan mereka sangat berbeda.Tikus Putih hidup mewah, karena ia menumpang ...