Pada awal cerita, Ravi adalah anak yang sangat rajin, walau ia belum begitu besar umurnya, namun ia sangat senang membantu orangtuanya bekerja di rumah. Ravi bercita-cita ingin menjadi seorang Arsitek kelak waktu ia dewasa nanti, ia sering mencore-coret kertas bekas dengan pinsil yang ia pinjam dari ayahnya.
Ayahnya senang melihat Ravi sering mencoret-coret dan menggambar sesuatu yang sangat bagus untuk seusianya. Ravi sangat pintar menggambar rumah, pemandangan, mobil, binatang, bahkan ia juga suka melukis wajah ayahnya dengan sangat detail.
Suatu saat, datanglah paman Ravi yang bekerja di kota sebagai seorang pemeriksa gambar bangunan. Paman Ravi datang bersilaturahmi ke rumah orang tua Ravi dalam rangka Hari Raya idul fitri.
Betapa terkejutnya paman Ravi, ketika melihat Ravi senang sekali menggambar dan melukis dengan cekatan dari tangan kecilnya.
Paman Ravi berpesan kepada orang tua Ravi, agar Ravi disekolah setinggi-tingginya agar menjadi seorang arsitektur. Mendengar paman Ravi berkata demikian, orang tua Ravi hanya menundukkan kepala dan berkata, "Bagaimana kami mau menyekolahkan Ravi, kami tidak memiliki cukup uang untuk memasukkan Ravi ke sekolah dasar tahun ini".
Mendengar perkataan orang tua Ravi, akhirnya sang paman sanggup menyekolahkan Ravi hingga ia lulus di perguruan tinggi.
Ravi sangat senang karena besok ia bisa bersekolah, karena memang sudah harus masuk sekolah karena umurnya sudah mencukupi, dan tak kalah senangnya juga orang tua Ravi yang melihat anak mereka bisa masuk sekolah dasar.
Singkat cerita, Ravi sudah dewasa dan memiliki gelar Insinyur Arsitek dan memiliki pekerjaan yang membuat orang tuanya bangga, Ravi juga sekaligus mampu memberangkatkan Haji kedua orang tuanya ke Baitullah. Sungguh Ravi anak yang rajin dan soleh, ia juga tidak lupa akan jasa sang pamannya yang menyekolahkan ia sampai perguruan tinggi.
Hikmah Cerita Anak si Ravi Senang Sekolah Baru kali ini adalah, kita harus berjuang keras demi cita-cita yang kita inginkan sejak kita kecil, sampai waktunya kita bisa mewujudkan cita-cita kita kelak kita dewasa nanti. Dan jangan patah semangat, teruslah belajar dengan tekun serta jangan malas bangun pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar