Rabu, 28 September 2016

Kisah Nabi : Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Kisah Nabi : Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Kisah Nabi : Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Sumber Foto google.co.id

1. Diturunkannya Wahyu pertama (Q.s Al-Alaq [96] : 1-10)

Saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, Mekkah tengah dilanda krisis ekonomi dan moral. Orang miskin menjadi budak orang kaya karena tidak bisa membayar utang. Anak perempuan dijadikan wanita penghibur karena orang tuanya terbelit riba. Perjudian, perzinaan, dan minuman keras merajalela.

Melihat keadaan itu Nabi Muhammad sangat prihatin. Sebenarnya Nabi Muhammad ingin melakukan sesuatu, namun ia belum tahu harus melakukan apa. Akhirnya ia memutuskan untuk merenung. Nabi Muhammad sering pergi seorang diri untuk bertahannuf dan bertahannuts (artinya: beribadah menjauhi dosa ke Gua Hira yang terletak di puncak Gunung Hira). Letak Gunung Hira ini sekitar enam kilometer di Utara Mekkah. Dengan membawa sedikit perbekalan, ia terus merenung mencari siapa pencipta alam semesta ini.

Pada suatu hari, tengah khusyuk bertahannuts, Malaikat Jibril  mendatangi beliau. Iqra ! (artinya:bacalah) kata Malaikat Jibril. Mendengar kata Malaikat Jibril, Nabi Muhammad kagetnya bukan main. Beliau terperanjat." Saya tidak dapat membaca," jawab Nabi Muhammad dengan nada gugup. 

" Iqra " kata Malaikat Jibril sekali lagi.

" Apa yang harus saya baca?" tanya Nabi Muhammad gemeteran.

Lalu Malaikat Jibril pun mengjarkan ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali turun. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan manusia dari segumpalan darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajarkan kepada manusia yang tidak diketahuinya. (QS.Al-Alaq [96]:1-5)

Selesai menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad keluar gua dengan badan panas dingin. Tiba-tiba beliau mendengar suara,"Hai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan aku Malaikat Jibril!" Nabi Muhammad melihat Malaikat Jibril sedang berdiri di cakrawala menyerupai seorang laki-laki. Beliau mengalihkan pandangan untuk menenangkan diri, tetapi kemana pun beliau mengalihkan pandangan, beliau selalu melihat Malaikat Jibril, seolah berada di mana - mana.

Bunda Khadijahlah yang kemudian menentramkan perasaan Nabi Muhammad SAW dengan penuh kelembutan. Hati beliau pun menjadi tenang hingga terlelap. Khadijah kemudian menemui saudaranya, Waraqah bin Naufal, seorang yang bijak dan pandai. "Khadijah, suamimu telah didatangi malaikat yang dulu mendatangi Musa! Sungguh, ia adalah Nabi bagi umat ini!" jelas Waraqah.

Sejak itulah Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah mengajak manuasia ke jalan kebenaran. Bunda Khadijah adalah pemeluk islam yang pertama, setelah itu Ali bin Abi Thalib, pemuda kecil yang beliau asuh sejak lama. Yang ketiga adalah Zaid bin Haritsah, seorang budak kecil yang kemudian beliau bebaskan dan beliau jadikan putra angkat.

Setelah itu masuk islam pula Abu Bakar bin Abi Qahafah, At-Taimy, seorang sahabat Rasul yang sangat mempercayai beliau. Kemudian menyusul Utsman bin Affan, Zubair bin Al-Awwam, Abdurrahman bian Auf, Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.

2. Peristiwa Isra' dan Miraj' (QS. Al-Isra [17]:1) 

Beban Nabi Muhammad semakin hari semakin berat karena kabilah-kabilah yang berada di Mekkah menolak ajakan beliau untuk beriman kepada Allah SWT. Ada yang menolak dengan baik, tetapi banyak pula yang menolak dengan kasar.

"Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan?" kata Nabi Muhammad di dalam doanya. Atas Ijin Allah SWT pada saat-saat berat seperti itulah terjadi perjalanan singkat beliau dari Masjid Al-Haram yang berada di Mekkah ke Masjidil Al-Aqsha di Yerussalem, Palestina.

Peristiwa itu disebut Isra (diperjalankan). Setelah itu beliau di mi'rajkan (dinaikkan ) ke langit langsung menghadap Allah SWT. Kedua peristiwa luar biasa ini berlangsung dalam waktu semalam dan dikenal dengan nama Isra Mi'raj.

"Malaikat Jibril menemani Nabi Muhammad SAW selama dalam perjalanan. Begitu sampai di Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha), Rasullah ditemui oleh Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa, serta beberapa nabi lainnya. Mereka shalat berjamaah diimami oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah itu didatangkan sebuah tangga dari langit.   

"Belum pernah kulihat sesuatu yang lebih indah dari pada tangga itu," sabda Nabi kemudian. Malaikat Jibril kemudian membimbing beliau naik melalui gerbang langit yang disebut Hafadzah. Lewat gerbang itu, beliau bertemu dengan Nabi Adam As yang sedang dihadapkan pada ruh manusia yang baik dan jahat, setelah itu beliau melihat siksa yang ditimpahkan pada orang-orang berdosa.

Bersama Malaikat Jibril pun beliau naik ke langit kedua. ketiga, hingga ke langit ke tujuh. Kemudian beliau mengunjungi surga dan setelah itu menghadap ke hadirat Allah SWT untuk menerima perintah Shalat. Ketika keesokan harinya beliau mengabarkan perjalanan ini, kaum musyirikin menertawakan beliau.

Ketika bulan suci tiba, berdatanganlah peziarah dari segala penjuru untuk mengunjungi Ka'bah. Di antara mereka ada orang-orang Yasrib, kota tempat makam ayah Nabi Muhammad. Kata-kata Rasul yang lembut tentang agama islam amat menawan mereka. Setelah berunding beberapa saat, musafir Yasrib menyambut baik ajakan Nabi. Tahun berikutnya, orang-orang Yasrib datang lagi. Kali ini dua belas orang diantaranya bersumpah kepada Nabi Muhammad SAW untuk tidak menyembah Tuhan selain Allah SWT, tidak berbuat zina, tidak membunuh anak-anak, tidak berdusta, dan tidak berbuat durhaka. Sumpah ini dilakukan di atas Gunung Aqabah dan disebut Baiat (sumpah) Aqabah pertama.

Nabi kemudian mengutus Mush'ab bin Umair untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yasrib. Dakwah Mush'ab berhasil, tahun berikutnya sebanyak tujuh puluh lima orang Yasrib bersumpah untuk membela Nabi dan masuk islam. Ikrar yang kedua ini disebut Baiat Aqabah kedua.

3. Hijrah ( QS. An-Nisa [4]:100 ), At-Taubah [9]:40 ) 

Setelah Baiat Aqabah yang kedua, orang-orang kafir Quraisy membabi buta dalam menentang Nabi Muhammad SAW. Orang - orang yang telah masuk Islam dihina dan disiksa. Ini membuat Nabi Muhammad sangat prihatin. Nabi Muhammad kemudian mengajak orang-orang Muslim meninggalkan Mekkah dan hijrah ke Yasrib. Kaum Muslimin melakukan hijrah sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil secara sembunyi-sembunyi. Tetapi begitu pembesar-pembesar Musyrikin Quraisy tahu, mereka segera bertindak.

Orang-orang itu memaksa kaum muslimin kembali ke Mekkah. Mereka menyiksa, menganiaya, bahkan memisahkan suami dan istri. Walau demikian sebagian kaum muslimin berhasil lolos. Nabi Muhammad sendiri tetap di Mekkah dan menunggu sampai semua umatnya hijrah. Beliau benar-benar pemimpin yang bertanggung jawab.

Merasa gagal mencegah kaum muslimin hijrah, kaum Quraisy mencoba membunuh Rasulullah Muhammad SAW. Setelah bermusyawarah, mereka mengambil dari tiap kabilah seorang pemuda yang gagah. Para pemuda itu akan bersama-sama membunuh Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, keluarga nabi tak bisa membalas kematian beliau kepada seluruh kabilah yang ada.

Beruntung, Rasulullah Muhammad SAW telah melakukan persiapan yang matang. Sebelum pergi, Rasulullah Muhammad SAW meminta kepada Ali bin Abi Thalib tidur di pembaringan beliau. Pada saat para pemuda Quraisy itu menyerbu ke pembaringan, mereka terkecoh. Rasulullah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq telah keluar rumah dan bersembunyi di Gua Tsaur.

Para pemuda Quraisy itu marah bukan main. Dengan geram, mereka mencari Rasulullah ke mana-mana, suatu ketika mereka sampai di depan Gua Tsaur, Abu Bakar takut sekali. Ia hanya bisa menahan nafas supaya tidak diketemukan dan dibunuh. Abu Bakar sempat berbisik," Ya Rasul, jika ada yang menongok ke bawah, mereka pasti melihat kita." Dengan amat tenang, Rasulullah berbisik pada sahabatnya,"Jangan takut wahai Abu Bakar. Allah bersama kita."

Pemuda-pemuda Quraisy itu tak jadi masuk karena di pintu gua mereka melihat sarang laba-laba, dua ekor burung dara yang mengerami telur, dan sebatang pohon yang menghalangi pintu masuk. "Kalau Muhammad ada di dalam, pasti sarang laba-laba sudah rusak, sarang burung dara hancur, dan batang pohon patah," demikian pikir mereka. Lalu mereka pun pergi, megurungkan niatnya untuk melihat ke dalam Gua Tsaur.

4. Mukjizat di Jari Nabi (QS. Al-Anfal [8]:33)

Waktu shalat subuh tiba, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hendak berwudhu, namun tidak ada air. Padahal saat itu diperlukan banyak sekali air suci untuk berwudhu. Nabi Muhammad SAW mencari akal, dan tiba-tiba beliau meminta kantung air pada salah seorang sahabat. " Apa ada kantung air? " tanya Rasulullah. "Ada, Ya Rasulullah," sahut seorang sahabat. Orang itu lalu membawa kantong air yang terbuat dari kulit kambing.

Rasulullah meletakkan tangan kanannya di atas kantung kulit kambing itu. Jari-jarinya terbuka. Dari sela-sela jarinya memancar air yang bening sekali. "Hai Bilal!" seru Rasulullah kepada Bilal bin Rabah. "Panggil orang-orang itu untuk berwudhu!" Bilal berseru memanggil orang-orang untuk berwudhu dengan air yang memancar dari sela-sela jari Rasulullah. Seorang sahabat bernama Ibnu Mas'ud bahkan sampai meminum air itu. Rasanya sejuk, bagaikan air yang memancar dari sumber yang dalam di bawah tanah.

Air itu memancar hingga semua orang bisa berwudhu. Itulah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Setelah selesai shalat subuh. Nabi Muhammad  duduk dengan para jamaah di masjid. "Siapakah makhluk Allah yang paling menakjubkan imannya?" tanya Rasulullah kepada para jamaah. Jawaban para jamaah.

"Malaikat". Nabi berkata "Bagaimana malaikat tidak beriman,sedangkan mereka pelaksana perintah Allah?" "kalau demikian para Nabi!" "Bagaimana para Nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari Allah diturunkan kepada mereka?" kata Rasulullah."Pastilah sahabat-sahabat Anda ya Rasulullah." "Bagaimana mereka tidak beriman, sedangkan mereka menyaksikan mukjizatku, hidup bersamaku, mengenal dan melihatku dengan mata kepalanya sendiri.

"Jadi, siapakah makhluk Allah yang imannya paling menakjubkan, ya Rasulullah?" lalu jawab Rasulullah "Kaum yang datang sesudah kalian." Maksudnya, umat yang lahir setelah para sahabat tiada, manusia pada masa yang akan datang." Mereka membenarkan aku, padahal tidak pernah menyaksikan aku. Mereka menemukan tulisan dan beriman. Mereka mengamalkan apa yang ada di tulisan itu. Mereka membelaku seperti kalian-kalian membelaku.

Alangkah inginnya aku bertemu dengan ikhwanku itu !" Adapun kaum muslimin yang beriman tanpa melihat Rasulullah disebut ikhwani, artinya 'saudara-saudaraku'. Kitalah para ikhwan Rasulullah.Insyaallah
Berikut Video tentang Kisah Nabi Muhammad SAW

Sumber: Buku Mukjizat para Nabi dan Rasul karya Ali Nurfadhillah penerbit Pustaka Sandro Jaya, Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dongeng dua tikus yang bersahabat

Tikus Hitam dan Tikus Putih sudah bersahabat sejak keciI.Tapi, kehidupan mereka sangat berbeda.Tikus Putih hidup mewah, karena ia menumpang ...