Alkisah, ada sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang tamak. Ia sering memeras rakyat. Ia juga tidak kasihan kepada rakyat yang kelaparan. Ia memerintah dengan semena-mena. Semua rakyat tidak menyukainya.
Suatu hari, Raja berburu ke hutan. Tiba-tiba, kuda yang ditungganginya berhenti. Ada seekor ular melintas. Sang Raja turun dari kudanya dan mengeluarkan pedangnya. Ia berniat untuk membunuh ular itu. Namun, saat ingin menebas, ular itu tiba-tiba bicara.
“Jangan bunuh aku,” kata si Ular. Raja pun terkejut.
“Kenapa kau bicara?” Bukankah kau hanya seekor ular?” tanya Raja penasaran.
“Aku adalah ular ajaib. Sebenarnya aku adalah seorang pangeran dari langit. Namun, karena melakukan kesalahan, aku dihukum menjadi ular. Tolong jangan bunuh aku,” ucap ular itu.
Sang Raja tampak berpikir. “Apa untungnya jika aku melepaskanmu?”
“Aku akan memberikanmu banyak uang. Saat pulang nanti, kau akan mendapati banyak emas di bawah kasurmu.” Ucap si Ular.
“Benarkah? Kau tidak berbohong?”
“Jika berbohong, kau bisa mencariku ke sini dan membunuhku,” kata si Ular.
“Baiklah. Aku akan pulang,” jawab Raja. Ia menaiki kudanya dan pulang ke istana. Ia tak berniat untuk berburu lagi. Ia ingin segera melihat emas di bawah kasurnya sesuai dengan yang dikatakan si Ular.
Tiba di istana, Raja langsung menuju kamarnya dan membuka bawah tempat tidur. Si Ular tidak berbohong, ada banyak sekali emas di sana. Raja pun bersorak gembira dan sangat bahagia. Ia pun semakin sombong.
Suatu hari seorang nenek tua datang ke istana. Ia meminta untuk bertemu Raja. Saat itu, Raja sedang berjalan-jalan di taman dan melihat si Nenek. Raja pun menghampiri nenek itu.
“Ada apa?” tanya Raja kepada pengawalnya.
“Nenek ini ingin bertemu denganmu, Raja,” jawab penjaga kerajaan. Raja melirik ke nenek tersebut. Pakaiannya compang-camping dan tubuhnya sangat kurus. Ia juga terlihat kelaparan.
“Tolong berikan saya sedikit beras, Raja. Kasihanilah saya. Saya belum makan selama dua hari ini.” Ucap nenek itu.
“Pergilah kau! Tidak ada beras tersisa untukmu disini” Raja malah mengusir nenek itu.
Nenek tersbut merasa sedih, lalu berdoa kepada Tuhan. “Semoga hartamu akan menenggelamkanmu. Juga istanamu akan runtuh!”
Malamnya saat Raja tidur, terjadi gempa yang kuat. Semua orang berlarian ke luar istana. Namun, Raja tidak merasakan gempat itu. Ia terus saja tertidur. Tidak ada seorangpun yang membangunkannya karena semua sibuk menyelamatkan diri.
Akibat gempa itu, istana yang kokoh dan besar itu runtuh dan jatuh menimpa tubuh sang Raja. Semua emas dan harta yang disimpannya terkubur ke dalam tanah beserta tubuhnya. Raja yang tamak pun tenggelam bersama hartanya.
Nasihat :Jagnan pernah menjadi tamak terhadap harta dan tidak boleh pelit.Ketamakan dan kepelitan dapat membawa kesengsaraan dan malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar