Tini adalah seorang yatim piatu. Ia diasuh oleh ibu tirinya dan tinggal bersama kedua saudara tirinya. Mereka selalu menyuruh Tini untuk melakukan semua pekerjaan rumah. Mereka juga tidak memberikan baju yang layak untuk Tini. Walaupun diperlakukan tidak semestinya, Tini tidak pernah dendam kepada mereka. Tini tetap berbuat baik dan menyayangi mereka.
Suatu hari, kerajaan mengadakan pesta. Semua orang diundang. Pesta itu diadakan untuk menyambut tahun baru dan pesta panen yang melimpah tahun ini. Tini juga ingin ikut, namun sang Ibu tidak mengizinkan dengan alasan tidak ada baju bagus untuknya. Sang Ibu menyuruh Tini untuk menjaga rumah. Tini pun sedih. Ia menangis di kamarnya.
“Jangan menangis, Tini.” Tini terkejut, padahal ia hanya sendiri di kamarnya.
“Siapa itu?” tanya Tini. Ia melihat sekeliling, namun tidak ada orang.
“Aku adalah Ibu Peri. Aku datang untuk membantumu. Aku ada di atas mejamu, lihatlah,” kata suara itu. Tini langsung memerhatikan meja. Ada peri kecil bersayap biru di sana. Peri itu tersenyum kepada Tini.
“Aku datang untuk membantumu. Aku tidak ingin melihatmu menangis. Kau ingin ke pesta tahun baru?” tanya Ibu Peri.
Wajah Tini tiba-tiba menunduk. “Tapi ibuku tidak mengizinkan aku untuk pergi. Aku harus menjaga rumah. Aku juga tidak punya baju yang bagus untuk ke pesta.”
“Jangan khawatir, aku yang akan menjaga rumahmu. Aku juga akan memberimu baju yang indah,” ucap Ibu Peri, lalu mengayunkan tongkat. Baju Tini yang lusuh dan kusam berubah menjadi gaun yang sangat indah. Tini mengucapkan terima kasih dan tersenyum senang.
“Pergilah ke pesta. Ingat, kau harus berdansa dengan orang yang pertama kali mengajakmu berdansa, seburuk apapun rupanya,” kata Ibu Peri. Tini mengangguk mengerti.
Sesampai di istana, semua orang kagum melihat Tini. Bahkan, Ibu dan saudara tirinya tidak mengenalinya. Tiba-tiba, seorang yang buruk rupa mengajaknya berdansa. Laki-laki itu mempunyai bulu diseluruh tubuhnya, terlihat seperti beruang.
Tini menyambut tangan lelaki itu dan berdansa. Semua orang heran melihatnya.
“Siapakah kau putri cantik berhati baik?” tanya laki-laki itu.
“Namaku Tini. Aku bukan putri. Aku hanya seorang yatim piatu yang tinggal bersama Ibu dan kedua saudara tiriku. Ibu Peri yang membuatku untuk bisa datang kesini,” jawab Tini jujur.
Laki-laki itu terkesima. Mereka terus berdansa hingga jam 12 malam. Sebuah keajaiban terjadi. Tubuh laki-laki berbulu itu berubah menjadi seorang pangeran tampan. Tini dan semua orang di istana terkejut.
“Aku adalah pangeran yang menyamar menjadi seorang buruk rupa. Namaku Pangeran Steven. Aku sedang mencari seorang pendamping. Sebelumnya tidak ada yang menerima ajakanku untuk berdansa. Hanya kau yang mau. Hatimu baik, rendah hati, dan kejujuranmu membuatku terpesona. Maukah kau tinggal bersamaku di istana ini?” tanya Pangeran.
Sejak itu, kehidupan Tini berubah. Ia sangat bahagia tinggal di istana bersama Pangeran Steven. Tini memaafkan kelakuan Ibu dan saudara tirinya selama ini. Mereka diperbolehkan tinggal di istana.
Nasihat :Buah dari kesabaran biasanya berujung kepada hasil yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar